Spread the love
tradisi unik di Bali

tradisi unik di Bali

Tradisi di suatu daerah terkadang menjadi hal unik yang menarik perhatian para wisatawan. Sebab beberapa tradisi ini tidak mereka temukan di daerahnya sehingga terasa spesial. Di Indonesia sendiri, Bali merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak tradisi unik dan membuat tertarik para wisatawan untuk melihatnya. Itulah sebabnya, ketika bertepatan dengan diadakannya suatu tradisi kota ini menjadi lebih ramai. Bahkan hotel Tuban Bali akan penuh karena banyaknya wisatawan yang datang.

Di antara sekian banyaknya tradisi di Bali, tradisi omed-omedan merupakan salah satu yang sangat menarik. Tradisi ini merupakan tradisi tahunan yang akan melibatkan sekelompok pria dan wanita. Dalam tradisi ini, mereka akan dibentuk dalam 2 buah kelompok sesuai dengan gendernya. Kedua kelompok ini akan saling berhadapan dan ketika tiba waktunya yaitu setelah adanya aba-aba dari sesepuh desa, salah satu pria dan wanita akan didorong oleh anggota lainnya untuk saling berdekatan dan mulai melakukan 3 hal sesuai tradisi, yaitu gelut (berpelukan), diman (berciuman untuk menunjukkan rasa sayang), siam (disiram), dan setelah semua selesai remaja lain akan menarik pria maupun wanita yang didorong tadi atau disebut dengan kedengin. Hal ini akan terus dilakukan hingga semua anggota kelompok mendapatkan giliran.

Jika melihat hal yang dilakukan, mungkin banyak orang yang berpikir tradisi ini hanyalah tradisi untuk memuaskan nafsu para peserta tradisi saja. Namun hal tersebut salah karena tradisi ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa ritual khusus yang harus dilakukan sebelum melakukan tradisi tersebut, yaitu:

  • Sembahyang bersama di Pura
  • Pementasan Barong Bangkung Jantan dan Betina

Hal lain yang perlu diingat adalah, tradisi ini hanya boleh dilakukan oleh pria maupun wanita yang belum menikah saja. Selain itu, ciuman yang dilakukan juga tidak boleh pada bagian bibir karena dianggap melanggar tradisi. Tujuan dilakukannya tradisi ini adalah untuk menanamkan rasa kasih dan sayang serta mempererat tali persaudaraan antar anggota masyarakat.

Tradisi ini menjadi tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat di Banjar Kaja, Desa Pakraman Sesetan, Denpasar. Dulu tradisi ini sempat dihentikan karena beberapa alasan, tetapi kembali diadakan karena adanya kejadian aneh, yaitu dua ekor babi yang berkelahi di pelataran Pura. Masyarakat percaya bahwa kejadian tersebut merupakan pertanda buruk akibat dihentikannya tradisi ini sehingga akhirnya kembali dilaksanakan.

Jika Anda tertarik untuk menyaksikan langsung tradisi ini, maka Anda bisa datang ke Bali beberapa hari menjelang Hari Raya Nyepi. Sebab, tradisi ini dilaksanakan setelah hari raya tersebut. Jadi, Anda akan merasakan uniknya suasana nyepi sekaligus serunya tradisi lain yang menyertainya, seperti tradisi omed-omedan ini.