Spread the love

Jika si buah hati sering merajuk ketika keinginannya tidak terpenuhi, mungkin sebaiknya kita harus mulai waspada. Sebab salah satu pertanda bahwa anak mulai terjangkit salah satu jenis gangguan psikologi anak, yakni manja, atau suka merajuk. Apakah yang menyebabkan seorang anak menjadi manja? Disadari atau tidak disadari, terkadang beberapa perilaku kita justru membuat anak menjadi manja. Seperti memberikan apa yang selalu diinginkannya, tidak tegas, dan juga membiarkannya berperilaku sesukanya. Nah, ketika tingkat kemanjaan anak sudah semakin tinggi, bagaimana kita harus menanggapi masalah ini? Berikut adalah tipsnya:

Menghilangkan sikap manja anak

Menghilangkan sikap manja anak

  1. Berhenti mengabulkan semua keinginannya. Sebagai orangtua, tentunya kita selalu berusaha untuk memberikan apa yang anak kita inginkan. Ada perasaan tidak tega ketika melihat si buah hati bersedih karena keinginannya tidak tercapai. Oleh sebab itu, seringnya kita cenderung ‘mengiyakan’ saja apa yang diinginkan oleh anak. Padahal, sikap kita ini justru bisa berdampak buruk karena anak akan menjadi manja. Ketika anak mulai merajuk, berteriak, menangis, dan menarik perhatian orang lain saat keinginannya tidak dikabulkan, biasanya kita akan mudah menyerah dan memilih mewujudkan keingannya. Padahal, perilaku ini justru menyuburkan sifat manjanya. Jika hal ini terjadi, coba ajak si buah hati ke tempat sepi dan berikan pengertian padanya. Memang hal ini cukup sulit untuk dilakukan, tapi lambat laun, anak kita akan berubah.
  2. Berikan batasan pada anak. Beritahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Ajak anak untuk bicara dari hati ke hati bahwa merajuk ketika keinginannya tidak terpenuhi adalah perilaku yang tidak baik. Beri pengertian pada anak bahwa kita akan mengabulkan keinginannya jika ia sudah melakukan hal-hal yang baik dan mengerjakan tugas-tugasnya. Sehingga, anak akan termotivasi untuk terus memperbaiki diri demi mendapat hal yang diinginkannya. Dengan cara ini, kita bisa menghilangkan sifat manja sekaligus menanamkan nilai positif padanya.
  3. Jangan segan-segan untuk menghukumnya. Ketika anak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yang sudah ditetapkan sebelumnya, seperti menolak untuk tidur ketika jam tidur sudah tiba, menolak menghabiskan makanan, atau malas membereskan mainan, beri hukuman ringan agar anak tahu bahwa perbuatannya salah. Terapkan hukum tabur tuai. Jika anak melakukan kesalahan, maka ia akan dapat hukuman. Akan tetapi ketika anak melakukan sesuatu yang baik, maka beri dia hadiah sebagai penghargaan.

SifatĀ  manja memang mungkin terlihat bukan suatu gangguan yang berarti. Banyak juga orang tua yang beranggapan bahwa manja merupakan sifat wajar yang dimiliki anak-anak. Namun, bila sifat ini berlanjut hingga dewasa, tentunya tidak baik, karena anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang tidak mandiri. Karena itu, sebisa mungkin hindari sifat ini berkembang pada anak sedari dini. (Tr)